Imam Al Gazali
Ilmu Tanpa Amal Adalah Gila dan Amal Tanpa Ilmu Tidak BergunaWahai Anakku, berapa banyak malam yang engkau menghidupkannya dengan mendalami ilmu dan mempelajari buku-buku serta menahan diri sekuat tenaga untuk tidak tidur: Saya tidak tahu faktor apa yang membangkitkanmu melakukan itu, meskipun kau memperoleh harta benda yang banyak, menarik kendalinya, mendapatkan berbagai kedudukan, dan membangga-banggakan keberhasilan itu di depan teman-teman dan orang-orang yang seangkatan denganmu. Celakalah kamu dan kamu benar-benar celaka! Jika tujuanmu dan seluruh perbuatanmu itu untuk menghidupkan syari'at Nabi saw., mendidik akhlak dan menahan nafsu amarah, maka berbahagialah kamu, kemudian berbahagialah kamu.
Terjaga matamu untuk selain Wajah- MuHanyalah kesia-sian
Tangisanmu karena kehilangan kekasih selain-Mu
Hanyalah kebatilan
Wahai Anakku, hiduplah sekehendakmu! maka sesungguhnya engkau akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau kehendaki! maka sesungguhnya engkau pasti berpisah dengannya. Ber-amal-lah sekehendakmu! maka sesungguhnya engkau pasti dibalas atas perbuatan itu.
Wahai Anakku, manfaat apa yang kau peroleh dengan keberhasilanmu menguasai ilmu kalam, ilmu debat, ilmu kedokteran, ilmu undang-undang kepemerintahan, ilmu syair, perbintangan, ilmu musik, dan tata bahasa. Saya melihatmu tidak memperoleh manfaat apa-apa selain umurmu yang tersia-sia dengan menentang Tuhanmu. Sesungguhnya saya melihat di dalam Injil Isa as berkata, "Satu jam saja yang disia-siakan dari seluruh usianya hingga orang itu menjadi jenazah yang diantarkan ke kuburan akan ditanya oleh Allah dengan 40 pertanyaan. Pertama akan ditanya, 'HambaKu, selama bertahun-tahun kamu mensucikan tubuhmu dari (karena) pandangan makhluk, dan kamu tidak mensucikannya satu saat pun dari (karena) pandanganKu, padahal setiap hari Allah memandang hatimu dengan berkata: Kamu telah berbuat untuk selainKu, padahal kamu dikelilingi dengan kebaikanKu. Engkau tuli tidak mendengar."
Wahai Anakku, ilmu tanpa amal adalah gila dan amal tanpa ilmu tidak berguna.Ketahuilah, ilmu yang pada hari di mana kau hidup tidak menjauhkanmu dari maksiat, tidak membawamu pada ketaatan, dan kelak tidak menjauhkanmu dari neraka Jahannam. Jika pada hari itu kau tidak mengamalkannya dan tidak menebus hari-hari yang telah lewat dengan mengamalkan ilmu, maka kelak di hari kiamat kau akan berkata, "Tuhan, kembalikan kami ke dunia, kami akan beramal shalih." Keluhan itu akan dijawab, "Hai orang tolol, dari sana kamu datang!" Wahai Anakku, jadikanlah cita-cita dan semangat yang tinggi dalam ruhmu, keteguhan di dalam jiwa, dan kematian dalam badan, karena tempat kembalimu adalah kuburan. Penghuni kubur selalu menantimu setiap saat dan bertanya-tanya kapan kau menyusul mereka. Karena itu, hati-hatilah jangan sampai engkau menyusul mereka dengan tanpa bekal.Abu Bakar Shiddiq ra berkata. "Ini adalah jasad yang menjadi sarang burung atau menjadi liang binatang melata. Berpikirlah kamu! Renungkanlah dirimu. mana di antara dua pilihan itu yang engkau pilih. Jika kau ingin jasadmu menjadi burung yang terbang tinggi, maka dengarkanlah dengung panggilan Tuhan. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan terbang tinggi ke hadiratNya,lalu hinggap di pelataranNya yang tinggi dengan permata hatimu. Rasulullah saw. bersabda: "Arsy Dzat Yang 'Maha Pengasih bergetar hebat karena kematian Su'ad bin Mu'udz."
Engkau berlindunglah kepada Allah agar jasadmu tidak menjadi liang binatang melata. Allah swt. berfirman: "Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi." (QS.Al Araf:179). Jika sudah demikian, tandanya kau tidak aman. Kepindahanmu dari pojok kampung dunia ke dasar neraka tidak aman. Kau dilemparkan dari dunia ke jurang neraka yang terdalam. Diriwayatkan bahwa Hasan Basri diberi segelas minuman air putih yang dingin. Ia mengambil gelas itu dan tiba-tiba ia tidak sadar sehingga gelas itu terjatuh dari tangannya. Ketika sudah siuman, ia ditanya, "Mengapa engkau, hai Abu Sa'id (panggilan Hasan Basri)?" la menjawab, "Saya ingat angan-angan penduduk neraka ketika mereka berkata kepada penduduk surga, 'Berilah kami sedikit air atau rezeki yang kamu terima dari Allah.'"
Wahai Anakku, seandainya ilmu saja sudah kau anggap cukup dan kau tidak butuh amal selain ilmu itu, tentu ada seruan yang bertanya-tanya, "Adakah ia seorang pemohon, adakah ia seorang yang minta ampun, adakah ia seorang yang bertobat? Ia adalah seorang yang sia-sia dan tidak memiliki faidah." Diriwayatkan bahwa sekelompok sahabat mendatangi Rasulullah saw. dan mengadukan kepada beliau perihal Abdullah bin 'Umar; lalu dijawab, "Sebaik-baik pria adalah ia seandainya ia shalat malam."
Rasulullah saw. berkata kepada salah seorang sahabatnya, "Hai Fulan Janganlah kamu banyak tidur malam, karena banyak tidur malam menyebabkannya fakir pada hari kiamat."Wahai Anakku, di sebagian malam, bertahajjudlah kamu. Jadikanlah tahajjud sebagai perintah. Di waktu sahur, mereka yang mohon ampun adalah bersyukur. Orang-orang yang mohon ampun di waktu sahur adalah dzikir. Rasulullah saw. bersabda: "Tiga suara yang dicintai Allah [adalah]: suara kokok ayam jantan, suara orang membaca Al Quran dan suara orang mohon ampun di waktu sahur."
Sufyan Al Tsauri berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan angin di waktu sahur untuk membawa dzikir dan istigfar ke Dzat Maha Raja dan Maha Perkasa." Ia juga berkata,
"Jika sudah memasuki awal malam, ada seruan yang menyeru dari bawah Arsy: Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang ahli ibadah.
Mereka pun bangun dan shalat seperti yang dikehendaki Allah.
Kemudian di pertengahan malam, ada seruan lagi yang menyeru:
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang taat.
Mereka pun bangun dan shalat hingga waktu sahur.
Jika sudah memasuki waktu sahur, ada seruan lagi yang menyeru:
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang mohon ampun.
Mereka pun bangun dan mohon ampun.
Ketika waktu fajar telah tiba, ada seruan lagi yang menyeru:
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang lupa.
Mereka pun bangun dari tempat tidur mereka seperti mayit-mayit yang bangkit dari kuburan mereka."
Wahai Anakku, diriwayatkan dalam wasiat Luqman Al Hakim yang berkata kepada anaknya, "Wahai anakku jangan sampai ayam jantan lebih pintar daripada kamu. Ayam jantan itu menyeru di waktu sahur, sedangkan engkau tidur."
Di tengah malam, merpati membisikkan suaraDengan suara yang merdu dan lembut
Sedangkan kau enak-enakkan tidur
Demi Baitullah, kau berdusta
Seandainya kau mengatakan sebagai perindu Allah
Tentu burung-burung merpati itu.
Tidak meratapi tidurmu
Bangunlah, sesungguhnya kau orang yang bingung
Kau pikir, kau seorang Pencinta Tuhanmu
Tetapi engkau tidak menangis
Sementara merpati itu menangis .
Hakikat Ilmu
Wahai Anakku, hakikat ilmu adalah kesadaranmu bahwa ketaatan dan ibadah adalah inti ilmu.
Ketahuilah. ketaatan dan ibadah mengikuti Pembuat syari'at dalam semua perintah dan larangan, dengan ucapan dan tindakan. Artinya, setiap yang kamu katakan, yang kamu kerjakan, yang kamu tinggalkan dan yang kamu tekuni, dijalani dengan mengikuti syari'at. Jika kamu mengerjakan sesuatu perbuatan yang tidak diperintahkan seperti itu, maka itu bukan ibadah. Sebagaimana juga jika kamu berpuasa pada hari Raya dan hari-hari Tasyriq, maka kamu dihitung maksiat; atau kamu shalat dengan pakaian yang dibenci Allah, maka kamu dihukumi berbuat dosa, meskipun dua perbuatan itu bentuk zahirnya ibadah.
Wahai Anakku, haruslah ucapan dan tindakanmu sesuai dengan syari'at, karena ilmu dan amal dengan tanpa mengikuti syari'at adalah tersesat.
Kamu juga tidak boleh tergoda atau tertipu oleh polesan dan sebutan sufi, karena jalan sufi hanya ditempuh dengan mujahadah, berjuang sungguh-sungguh, memutus hawa nafsu dan membunuh dorongan syahwat dengan pedang riyadlah (latihan spiritual dengan mengendalikan hawa nafsu), tidak dengan polesan, sebutan atau atribut-atribut sufi.
Ketahuilah, lidah dan hati yang dipenuhi dengan kelupaan dan syahwat adalah tanda-tanda kesengsaraan, sehingga seandainya engkau tidak membunuh nafsu dengan mujahadah yang benar, maka hatimu tidak akan dihidupkan dengan cahaya ma'rifat.
Ketahuilah. sebagian masalahmu yang kamu tanyakan ke pada saya tidak cukup dijawab dengan tulisan, buku atau ucapan. Mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu adalah mustahil karena itu adalah persoalan dzauq atau rasa. Setiap yang masuk kategori dzauq atau rasa tidak bisa dijelaskan atau disifati dengan ucapan, sebagaimana manisnya manisan dan pahitnya empedu tidak bisa diketahui kecuali dengan dzauq atau rasa. Sebagai contoh, dikisahkan, seseorang yang impoten menulis surat kepada temannya, "Beritahu saya kelezatan hubungan seksual, bagaimana adanya dan rasanya." Temannya menjawab. "Wahai Temanku. Sebelumnya saya telah mendugamu pasti kamu adalah seorang yang impoten, dan sekarang saya tahu bahwa, selain kamu orang yang impoten, kamu juga seorang yang tolol, karena kelezatan seksual adalah masalah rasa. Jika hanya dari sekedar tahu saja, kamu tidak akan mungkin memahami, karena pengetahuan ini tidak mungkin diperoleh dengan digambarkan secara ucapan dan tulisan."
aya� ( u b � c ��b ain kamu orang yang impoten, kamu juga seorang yang tolol, karena kelezatan seksual adalah masalah rasa. Jika hanya dari sekedar tahu saja, kamu tidak akan mungkin memahami, karena pengetahuan ini tidak mungkin diperoleh dengan digambarkan secara ucapan dan tulisan."men� U a � c ��b ama 70 tahun. Allah swt. ingin memperlihatkannya kepada para malaikat, Maka diutuslah satu malaikat untuk memberikan kabar kepadanya bahwa ibadah yang selama ini dilakukannya belum menjadikannya layak masuk surga. Ketika kabar itu diterimanya, ia menjawabnya demikian. "Kami memang diciptakan untuk ibadah. Karena itu, kami harus menyembahNya." Ketika malaikat itu kembali dan menghadap Allah, ia mengadu, "Tuhanku, Engkau lebih tahu atas apa yang ia katakan." Allah pun menjawab, "Jika ia tidak berpaling dari beribadah kepada Kami, maka Kami bersama kemuliaan Kami tidak berpaling darinya. Saksikanlah, hai malaikat-malaikatKu, sesungguhnya Aku telah mengampuninya."
Rasulullah saw. bersabda:
"Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah amal kalian sebelum [amal] kalian ditimbang."
"Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah amal kalian sebelum [amal] kalian ditimbang."
Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Barangsiapa mengira bahwa dengan tanpa amal bisa sampai [kesurga], maka ia seorang pengangan-angan (pengkhayal). Barangsiapa mengira bahwa ia bisa sampai [ke surga] hanya karena amalnya, berarti ia adalah orang yang tidak butuh [rahmat Allah]."
Al Hasan berkata, "Mencari surga dengan tanpa amal adalah satu di antara dosa-dosa [besar]." la juga berkata, "Tanda kebenaran yang hakiki adalah meninggalkan perbuatan yang memperhatikan amal dan bukan meninggalkan amal."Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang cerdik adalah orang yang jiwanya dekat (pendek) dan beramal untuk sesuatu sesudah mati. Orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan mengangan-angankan Allah dengan angan-angan."
0 komentar:
Posting Komentar