Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Praktis,Higienis,Tepat sasaran

Praktis,Higienis,Tepat sasaran
Klik gambar

MARS KAMMI

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia 2X
Berjuang tegakkan ketauhidan
Untuk Kemuliaan
Berbekal ilmu iman yang mendalam
Mahasiswa Muslim Indonesia

Intelektual Masyarakat Beriman
Islam Jiwa Perjuangan
Kebatilan adalah musuh insan
Islam jalan perjuangan

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia 2X
Berjuang tegakkan kebenaran
Ciptakan Masyarakat Bermoral
Berbekal ilmu iman yang mendalam
Mahasiswa Muslim Negarawan

Perbaikan tradisi dalam berjuang
Memimpin ummat gapai kemenangan
Persaudaraan watak dalam berjuang
Solusi islam dalam perjuangan
MAUKUF

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RISALAH TA'ALIM

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada imamnya
para muttaqin, pemimpin para mujahid, junjungan kami Muhammad saw.; sebagai nabi
yang ummi. juga semoga tercurahkan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti petunjuknya hingga hari Kiamat.
Amma ba'du.
Inilah risalahku untuk ikhwah mujahidin dari kalangan Ikhwanul Muslimin yang
telah beriman kepada keluhuran dakwahnya dan kepada validitas fikrahnya. Mereka
memiliki tekad yang tulus untuk hidup bersamanya dan mati atas namanya. Kepada
mereka sajalah uraian ringkas ini kupersembahkan. Ia bukan pelajaran-pelajaran yang
harus dihafal, tetapi merupakan petunjuk-petunjuk yang harus diamalkan.
Matilah beraktivitas, wahai saudaraku yang berhati tulus!
"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.' ''(At-Taubah: 105)
"Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah
dia dan janganlah kamu mengikuti jalam-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertaqwa." (Al-An'am: 153)
Adapun selain mereka, kami sediakan untuknya ceramah-ceramah, buku-buku,
makalah-makalah, dan training-training. Masing-masing dari mereka memiliki program
yang sesuai dengan tuntutannya, dari semuanya dijanjikan oleh Allah pahala yang baik.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hasan Al-Banna
Wahai ikhwan yang tulus ... !
Rukun bai'at kita ada sepuluh, hafalkanlah: fahm (pemahaman), ikhlas, amal
(aktivitas), jihad, tadhiyah (pengorbanan), taat (kepatuhan), tsabat (keteguhan), tajarrud
(kemurnian), ukhuwwah, dan tsiqah (kepercayaan).
FAHM
Wahai saudaraku yang tulus ... !
Yang saya maksud dengan fahm (pemaharnan) adalah bahwa engkau yakin bahwa
fikrah kita adalah 'fikrah islamiyah yang bersih'. Hendaknya engkau memahami Islam,
sebagaimana kami memahaminya dalam batas-batas ushul al-'isyrin (dua puluh prinsip)
yang sangat ringkas ini:
1. Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia
adalah negara dan tanah air, pemerintah dari umat, akhlak dan kekuatan, kasih
sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan
kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan jihad dan dakwah, pasukan dan
pemikiran, sebagaimana juga ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar,
tidak kurang dan tidak lebih.
2. Al-Our'an yang mulia dan Sunah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap
muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Qur'an
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan
ta'assuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami Sunah yang suci melalui rijalul
hadits (perawi hadits) yang terpercaya.
3. Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah)
adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di hati hamba-Nya yang Dia
kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan
mimpi, ia bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap
dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teksteksnya.
4. Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib, dan
semisalnya, adalah kemunkaran yang harus diperangi, kecuali mantera dari ayat
Qur'an atau ada riwayat dari Rasulullah saw.
5. Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya,
tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang
membawa kemaslahatan umum, bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan
dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan
situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan
kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain
ibadah (adat-istiadat), maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya.
6. Setiap orang boleh diambil atau ditolak kata-katanya, kecuali Al-Ma'shum
(Rasulullah) saw. Setiap yang datang dari kalangan salaf dan sesuai dengan Kitab
dan Sunah, kita terima. Jika tidak sesuai dengannya, maka Kitabullah dan Sunnah
RasulNya lebih utama untuk diikuti. Namun demikian, kita tidak boleh melontarkan
kepada orang-orang -oleh sebab sesuatu yang diperselisihkan dengannya- kata-kata
caci maki dan celaan. Kita serahkan saja kepada niat mereka, dan mereka telah
berlalu dengan amal-amalnya.
7. Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan telaah terhadap dalil-dalil hukum
furu' (cabang), hendaklah mengikuti pemimpin agama. Meskipun demikian,
alangkah baiknya jika -bersamaan dengan sikap mengikutnya ini- ia berusaha
semampu yang ia lakukan untuk mempelajari dalil-dalilnya. Hendaknya ia menerima
setiap masukan yang disertai dengan dalil selama ia percaya dengan kapasitas orang
yang memberi masukan itu. Dan hendaknya ia menyempurnakan kekurangannya
dalam hal ilmu pengetahuan Jika ia termasuk orang pandai, hingga mencapai derajat
pentelaah.
8. Khilaf dalam masalah fiqih furu' (cabang) hendaknya tidak menjadi faktor pemecah
belah dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan dan tidak juga kebencian.
Setiap mujtahid mendapatkan pahalanya. Sementara itu, tidak ada larangan
melakukan studi ilmiah yang jujur terhadap persoalan khilafiyah dalam naungan
kasih sayang dan saling membantu karena Allah untuk menuju kepada kebenaran.
Semua itu tanpa melahirkan sikap egois dan fanatik.
9. Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya -sehingga menimbulkan
perbincangan yang tidak perlu- adalah kegiatan yang dilarang secara syar'i. Misalnya
memperbincangkan berbagai hukum tentang masalah yang tidak benar-benar terjadi,
atau memperbincangkan makna ayat-ayat Al-Qur'an yang kandungan maknanya
tidak dipahami oleh akal pikiran, atau memperbincangkan perihal perbandingan
keutamaan dan perselisihan yang terjadi di antara para sahabat (padahal masingmasing
dari mereka memiliki keutamaannya sebagai sahabat Nabi dan pahala
niatnya) Dengan ta'wil (menafsiri baik perilaku para sahabat) kita terlepas dari
persoalan.
10. Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian (dzat)-Nya adalah
setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan
hadits-hadits shahih tentangnya, serta berbagai keterangan mutasyabihat yang
berhubungan dengannya, kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya tanpa ta'wil
dan ta'thil, serta tidak memperuncing perbedaan yang terjadi di antara para ulama.
Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah saw.
dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya.
"Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, 'Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami."' (Ali lmran: 7)
11. Setiap bid'ah dalam agama Allah yang tidak ada pijakannya tetapi dianggap baik
oleh hawa nafsu manusia, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah
kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan dengan menggunakan cara yang
sebaik-baiknya, yang tidak justru menimbulkan bid'ah lain yang lebih parah.
12. Perbedaan pendapat dalam masalah bid'ah idhafiyah), bid'ah tarkiyah), dan iltizam)
terhadap ibadah mutlaqah (yang tidak diterapkan, baik cara maupun waktunya)
adalah perbedaan dalam. masalah fiqih. Setiap orang mempunyai pendapat sendiri.
Namun tidaklah mengapa jika. dilakukan penelitian untuk mendapatkan hakekatnya
dengan dalil dan bukti-bukti.
13. Cinta kepada orang-orang yang shalih, memberikan penghormatan kepadanya, dan
memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarrub kepada Allah swt.
Sedangkan para wali adalah mereka yang disebut dalam firman-Nya,
"Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka itu bertaqwa."
Karamah pada mereka itu benar terjadi jika memenuhi syarat-syarat syar'inya. itu
semua dengan suatu keyakinan bahwa mereka -semoga Allah meridhai merekatidak
memiliki madharat dan manfaat bagi dirinya, baik ketika masih hidup maupun
setelah mati, apalagi bagi orang lain.
14. Ziarah kubur-kubur siapa pun- adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara
yang diajarkan Rasulullah saw. Akan tetapi, meminta pertolongan kepada penghuni
kubur siapa pun mereka, berdoa kepadanya, memohon pemenuhan hajat (baik dari
jarak dekat maupun dari kejauhan), bernadzar untuknya, membangun kuburnya,
menutupinya dengan satir, memberikan penerangan, mengusapnya (untuk
mendapatkan barakah), bersumpah dengan selain Allah dan segala sesuatu yang
serupa dengannya adalah bid'ah besar yang wajib diperangi. juga janganlah mencari
ta'wil (baca: pembenaran) terhadap berbagai perilaku itu, demi menutup pintu fitnah
yang lebih parah lagi.
15. Doa, apabila diiringi tawasul kepada Allah dengan salah satu makhluk-Nya adalah
perselisihan furu'menyangkut tata cara berdoa, bukan termasuk masalah aqidah.
16. Istilah ' (keliru) yang sudah mentradisi) tidak mengubah hakekat hukum syar'inya.
Akan tetapi, ia harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan syariat itu, dan kita
berpedoman dengannya. Di samping itu, kita harus berhati-hati terhadap berbagai
istilah yang menipu), yang sering digunakan dalam pembahasan masalah dunia dan
agama. lbrah itu ada pada esensi di balik suatu nama, bukan pada nama itu sendiri
.17. Aqidah adalah pondasi aktivitas; aktivitas hati lebih penting daripada aktivitas fisik
Namun, usaha untuk menyempurnakan keduanya merupakan tuntutan syariat,
meskipun kadar tuntutan masing-masingnya berbeda.
18. Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbaunya untuk melakukan telaah
terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, dan menyambut
hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat. "Hikmah adalah
barang yang hilang milik orang yang beriman (mukmin). Barangsiapa
mendapatkannya, ia adalah orang yang paling berhak atasnya. "
19. Pandangan syar'i dan pandangan logika memiliki wilayahnya masing-masing yang
tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak
pernah berbeda (selalu beririsan) dalam masalah yang qath'i (absolut) Hakikat ilmiah
yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat yang tsabitah
(jelas). Sesuatu yang zhanni (interpretable) harus ditafsirkan agar sesuai dengan yang
qath'i. Jika yang berhadapan adalah dua hal yang sama-sama zhanni, maka
pandangan yang syar'i lebih utama untuk diikuti sampai logika mendapatkan
legalitas kebenarannya, atau gugur sama sekali.
20. Kita tidak mengkafirkan seorang muslim, yang telah mengikrarkan dua kalimat
syahadat, mengamalkan kandungannya, dan menunaikan kewajiban-kewajibannya,
baik karena lontaran pendapat maupun karena kemaksiatannya, kecuali jika ia
mengatakan kata-kata kufur, mengingkari sesuatu yang telah diakui sebagai bagian
penting dari agama, mendustakan secara terang-terangan Al-Qur'an, menafsirkannya
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab, atau berbuat sesuatu
yang tidak mungkin diinterpretasikan kecuali dengan tindakan kufur
Apabila seorang muslim memahami ajaran agamanya dengan batasan kaidah-kaidah
di atas, berarti ia telah mengetahui makna syiarnya: 'Al-Qur'an adalah dustur kami dan
Rasul adalah qudwah kami."
IKHLAS
Yang kami kehendaki dengan ikhlas adalah bahwa seorang al-akh muslim dalam
setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk
mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan,
penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan.. Dengan itulah, ia menjadi
tentara fikrah dan aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi.
"Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, adalah karena
Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku."' (Al-An'am: 162-1630)
Dengan demikian, pahamlah saudaraku muslim makna slogan abadinya; Allah
tujuan kami, Allah mahabesar, segala puji bagi-Nya.
AMAL
Yang saya maksud dengan amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan buah dari
ilmu dan keikhlasan.
"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui yang ghailb dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan,"' (At-Taubah: 105)
Adapun tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang tulus adalah:
1. Perbaikan diri sendiri, sehingga ia menjadi orang yang kuat fisiknya, kokoh
akhlaknya, luas wawasannya, mampu mencari penghidupan, selamat aqidahnya, benar
ibadahnya, pejuang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi
urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain. Itu semua harus dimiliki oleh masingmasing
akh.
2. Pembentukan keluarga muslim, yaitu dengan mengkondisikan keluarga agar
menghargai fikrahnya, menjaga etika Islam dalam setiap aktivitas kehidupan rumah
tangganya, memilih istri yang baik dan menjelaskan kepadanya hak dan
kewajibannya, mendidik anak-anak dan pembantunya dengan didikan yang baik, serta
membimbing mereka dengan prinsip-prinsip Islam.
3. Bimbingan masyarakat, yakni dengan menyebarkan dakwah, memerangi perilaku
yang kotor dan munkar, mendukung perilaku utama, amar ma'ruf, bersegera
mengerjakan kebaikan, menggiring opini umum untuk memahami fikrah islamiyah
dan mencelup praktek kehidupan dengannya terus-menerus. Itu semua adalah
kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap akh sebagai pribadi, juga kewajiban bagi
jamaah sebagai institusi yang dinamis.
4. Pembebasan tanah air dari setiap penguasa. asing -non-Islam- baik secara politik,
ekonomi, maupun moral.
5. Memperbaiki keadaan pemerintah, sehingga menjadi pemerintah Islam yang baik.
Dengan begitu ia dapat memainkan perannya sebagai pelayan umat dan pekerja yang
bekerja demi kemaslahatan mereka. pemerintah Islam adalah pemerintah yang
anggotanya terdiri dari kaum muslimin yang menunaikan kewajiban-kewajiban Islam,
tidak berterang-terangan dengan kemaksiatan, dan konsisten menerapkan hukumhukum
serta ajaran Islam.
Tidaklah mengapa menggunakan orang-orang non-Islam -jika dalam keadaan
darurat- asalkan bukan untuk posisi jabatan strategis. Tidak terlalu penting mengenai
bentuk dan nama jabatan itu, selama sesuai dengan kaidah umum dalam sistem undangundang
Islam, maka boleh.
Beberapa sifat yang dibutuhkan antara lain: rasa tanggung jawab, kasih sayang
kepada rakyat, adil terhadap semua orang, tidak tamak terhadap kekayaan negara, dan
ekonomis dalam penggunaannya
Beberapa kewajiban yang harus ditunaikan antara lain: menjaga keamanan,
menerapkan undang-undang, menyebarkan nilai-nilai ajaran, mempersiapkan kekuatan,
menjaga kesehatan, melindungi keamanan umum, mengembangkan investasi dan
menjaga kekayaan, mengokohkan mentalitas, serta menyebarkan dakwah.
Beberapa haknya -tentu, jika telah ditunaikan kewajibannya- antara lain loyalitas dan
ketaatan, serta pertolongan terhadap jiwa dan hartanya.
Apabila ia mengabaikan kewajibannya, maka berhak atasnya nasehat dan bimbingan,
lalu -jika tidak ada perubahan- bisa diterapkan pemecatan dan pengusiran. Tidak ada
ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.
6. Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat
Islam. Hal demikian itu dilakukan dengan cara membebaskan seluruh negeri,
membangun kejayaannya, mendekatkan peradabannya, dan menyatukan kata-katanya,
sehingga dapat mengembalikan tegaknya kekuasan khilafah yang telah hilang dan
terwujudnya persatuan yang di impi-impikan bersama.
7. Penegakan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah Islam di seantero negeri.
"Sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama itu hanya untuk Allah belaka." (Al-
Baqarah: 193)
"Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya." (At-Taubah:
32)
Empat yang terakhir ini wajib ditegakkan oleh jamaah dan oleh setiap akh sebagai
anggota dalam jamaah itu. Sungguh, betapa besarnya tanggung jawab ini dan betapa
agungnya tujuan ini. Orang melihatnya sebagai khayalan, sedangkan seorang muslim
melihatnya sebagai kenyataan. Kita tidak pernah putus asa meraihnya dan -bersama
Allah- kita memiliki cita-cita luhur.
"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan orang tidak
Mengetahuinya " (Yusuf: 21)
JIHAD
Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang tetap hukumnya
hingga hari kiamat. ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan Rasulullah sa.,
"Barangsiapa mati sementara ia belum pernah berperang atau berniat untuk
berperang, ia mati dalam keadaan jahiliyah."
Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati, dari peringkat terakhirnya
adalah perang di jalan Allah. Sedangkan antara keduanya terdapat jihad dengan lisan,
pena, tangan, dan kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang zhalim. Tidaklah
menjadi hidup, kecuali dengan jihad. Kadar ketinggian dakwah dan keluasan bentangan
ufuknya adalah penentu bagi sejauhmana keagungan jihad di jalannya dan sejauh mana
pula harga yang harus ditebus untuk mendukungnya. Sedangkan keagungan pahalanya
diberikan kepada para mujahid.
"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benar." (Al-Hajj:
78)
Dengan demikian engkau telah mengerti slogan abadimu: jihad adalah jalan kami.
TADHHIYAH
Yang saya maksud dengan tadhhiyah (pengorbanan) adalah pengorbanan jiwa harta,
waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.
Tidak ada perjuangan didunia ini, kecuali harus disertai dengan pengorbanan. Demi
fikrah kita, janganlah engkau mempersempit pengorbanan, karena sungguh ia memiliki
balasan yang agung dan pahala yang indah. Barangsiapa bersantai-santai saja ketika
bersama kami, maka ia berdosa.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta
mereka." (At-Taubah: 111)
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal, adalah lebih kamu cintai daripada Allah
dan Rasulnya, dan dari berjihad di jalan-nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik." (At-Taubah: 24)
"Jika engkau semua taat, niscaya Allah memberimu balasan yang baik."
Dengan demikian, engkau telah mengetahui makna slogan abadimu: gugur dijalan
Allah adalah setinggi-tinggi cita-cita kami.
TAAT
Yang saya kehendaki dengan taat (kepatuhan) adalah menjalankan perintah dan
merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat
bersemangat maupun malas. Demikian itu karena tahapan dakwah ini ada tiga:
Ta'rif
Dalam tahapan ini dakwah dilakukan dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah
masyarakat. Adapun sistem dakwah untuk tahapan ini adalah sistem kelembagaan.
Urgensinya adalah kerja sosial bagi kepentingan umum, sedangkan medianya adalah
nasehat dan bimbingan sekali waktu, dan membangun berbagai tempat yang berguna di
waktu yang lain, juga berbagai media aktivitas lainnya. Semua syu'bah (cabang) Ikhwan
yang ada sekarang adalah representasi dari tahapan ini dalam kehidupan dakwahnya. Ia
terkoordinir dalam 'undang-undang pokok' yang telah disyarah oleh berbagai risalah dan
penerbitan Ikhwan. Dakwah, pada tahapan ini, bersifat umum.
Jamaah menjalin hubungan dengan orang yang ingin memberikan kontribusi bagi
aktivitasnya dan ingin ikut menjaga prinsip-prinsip ajarannya. Ketaatan yang tanpa
reserve -pada tahapan ini- tidaklah dituntut, bahkan tidak lazim. Tingkatannya seiring
dengan kadar penghormatannya kepada sistem dan prinsip-prinsip umum jamaah.
Takwin
Dalam tahapan ini dakwah ditegakkan dengan melakukan seleksi terhadap anasir
positif untuk memikul beban jihad dan untuk menghimpun berbagai bagian yang ada.
Sistem dakwah -pada tahapan ini- bersifat tasawwuf murni dalam tataran ruhani, dan
bersifat militer dalam tataran operasional. Slogan untuk dua aspek ini adalah: perintah
dan taat- tanpa ragu dan bimbang, Semua katibah (batalyon) Ikhwan yang ada kini
adalah representasi dari tahapan ini dalam kehidupan dakwahnya. Ia terhimpun dalam
risalah manhaj yang lalu.
Dakwah pada tahapan ini bersifat khusus. Tidak dapat dikerjakan oleh seseorang
kecuali yang memiliki kesiapan secara benar untuk memikul beban jihad yang panjang
masanya dan berat tantangannya. slogan utama dalam persiapan ini adalah: totalitas
ketaatan.
Tanfidz
Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad; tanpa kenal sikap plin-plan, kerja terusmenerus
untuk menggapai tujuan akhir, serta kesiapan menanggung cobaan dan ujian
yang tidak mungkin bersabar atasnya, kecuali orang-orang yang tulus. Dakwah ini
tidaklah dapat meraih keberhasilan, kecuali dengan "ketaatan yang total" juga. Untuk
inilah, shaf pertama Ikhwanul Muslimin berbai'at pada bulan Rabiul Awal 1359 H.
Dengan bergabungnya kalian dalam katibah ini, dengan sikap menerima kalian akan
risalah ini, dan dengan kesetiaan kalian kepada bai'at ini, kalian telah berada di tingkatan
kedua menuju tingkatan yang ketiga. Tunaikan tanggung Jawab yang telah dipikulkan
kepadamu dan siapkan dirimu untuk setia kepadanya.
TSABAT
Yang saya kehendaki dengan tsabat (keteguhan) adalah bahwa seorang akh
hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan,
betapa pun jauh jangkauannya dan lama waktunya, sehingga bertemu dengan Allah
dalam keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari dua
kebaikan: meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya.
"Di antara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjilkan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah
(janjinya)," (Al-Ahzab: 23)
Waktu bagi kita adalah bagian dari solusi. Sedangkan jalan yang akan kami tempuh
ini lama masanya, panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun, dialah satusatunya
jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan dengan janji imbalan yang besar
dan pahala yang indah.
Itu semua karena setiap sarana dakwah kita -yang berjumlah enam macammembutuhkan
kesiapan yang baik, penetapan waktu yang tepat, dan pelaksanaan yang
cermat. Semua itu sangat dipengaruhi oleh waktu.
"Mereka berkata, 'Kapan itu (akan terjadi)? 'Katakanlah,' Mudah-mudahan waktu
berbangkit itu dekat." (Al-isra': 51)
TAJARRUD
Yang saya maksud dengan tajarrud (kemurnian) adalah bahwa engkau harus
membersihkan pola pikirmu dari berbagai prinsip nilai lain dan pengaruh individu, karena
ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.
"Shibghah Allah Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah?" (Al-
Baqarah: 138)
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang
yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka,
'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain
Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja."' (Al-
Mumtahanah: 4)
Manusia, dalam pandangan akh yang tulus adalah salah satu dari enam golongan:
muslim yang pejuang, muslim yang duduk-duduk, muslim pendosa, dzimmi atau muahid
(orang kafir yang terikat oleh perjanjian damai), muhayid (orang kafir yang dilindungi),
atau muharib (orang kafir yang memerangi). Masing-masing dari mereka memiliki
hukumnya sendiri dalam timbangan Islam. Dalam batas-batas inilah individu atau
lembaga ditimbang; berhakkah ia mendapatkan loyalitas atau sebaliknya: permusuhan?
UKHUWAH
Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan
aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah
saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran.
Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan; tidak ada persatuan tanpa cinta kasih;
minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar
(mementingkan orang lain dari diri sendiri).
"Barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung." (Al-Hasyr: 9)
Al-Akh yang tulus melihat saudara-saudaranya yang lain lebih utama daripada
dirinya. sendiri, karena ia, jika tidak bersama mereka, tidak dapat bersama yang lain.
Sementara mereka, jika tidak dengan dirinya, dapat bersama dengan orang lain. Dan
sesungguhnya serigala hanya makan kambing yang terlepas sendirian. Seorang mukmin
dengan mukmin lainnya ibarat sebuah bangunan, yang satu mengokohkan yang lain.
"Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan, sebagian
mereka menjadi pelindung bagi lainnya.
Demikianlah seharusnya kita.
TSIQAH
Yang saya maksudkan dengan tsiqah (kepercayaan) adalah rasa puasnya seorang
tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun
keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta,
penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap sesuatu keputusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa: 65)
Pemimpin adalah unsur penting dakwah; tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan.
Kadar kepercayaan -yang timbal balik antara pemimpin dan pasukan menjadi neraca
yang menentukan sejauhmana kekuatan sistem jamaah, ketahanan khithahnya,
keberhasilannya mewujudkan tujuan, dan ketegarannya menghadapi berbagai tantangan.
"Maka lebih utama bagi mereka; ketaatan dan perkataan yang baik."
Kepemimpinan -dalam dakwah Ikhwan- menduduki posisi orang tua dalam hal
ikatan hati, posisi guru dalarn hal fungsi kepengajaran, posisi syaikh dalam aspek
pendidikan ruhani, dan posisi pemimpin dalam aspek penentuan kebijakan politik secara
umum bagi dakwah. Dakwah kami menghimpun pengertian ini secara keseluruhan, dan
tsiqah kepada kepemimpinan adalah segala-galanya bagi keberhasilan dakwah.
Karenanya, akh yang tulus harus bertanya kepada diri sendiri tentang ini, untuk
mengetahui sejauhmana kepercayaan dirinya terhadap kepemimpinan yang ada:
1. Apakah sejak dahulu ia mengenal pemimpinnya, apakah pernah mempelajari riwayat
hidupnya?
2. Apakah ia percaya kepada kapasitas dan keikhlasannya?
3. Apakah ia siap menganggap semua instruksi -yang diputuskan oleh pemimpin
untuknya, tanpa maksiat tentu- sebagai instruksi yang harus dilaksanakan tanpa
reserve, tanpa ragu, tanpa ditambah dan tanpa dikurangi, dengan keberanian memberi
nasehat dan peringatan untuk tujuan yang benar?
4. Apakah ia siap untuk menganggap dirinya salah dan pemimpinnya benar, jika terjadi
pertentangan antara apa yang diperintahkan pemimpin dan apa yang ia ketahui dalam
masalah-masalah ijtihadiyah yang tidak ada teks tegasnya dalam syariat?
5. Apakah ia siap untuk meletakkan seluruh aktivitas kehidupannya dalam kendali
dakwah? Apakah -dalam pandangannya- pemimpin memiliki hak untuk men-tarjih
(menimbang dan memutuskan) antara kemaslahatan dirinya dan kemaslahatan dakwah
secara umum?
Dengan jawaban yang disampaikan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut atau yang
semacamnya, akh dapat mengetahui sejauhmana kadar ikatan dan kepercayaannya
terhadap pemimpin. Adapun hati, ia berada di 'genggaman' Allah; Dia menggerakkannya
sekehendak-Nya.
"Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi niscaya
kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Anfal: 63)
Wahai Ikhwan yang tulus...
Imanmu kepada bai'at ini mengharuskanmu untuk menunaikan kewajiban-kewajiban
berikut, sehingga engkau menjadi 'batu bata' yang kutat bagi bangunan:
1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah tidak kurang dari satu juz.
Usahakan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu tidak lebih dari sebulan
dan tidak kurang dari tiga hati.
2. Hendaklah engkau membaca Al-Qur'an dengan baik, memperhatikannya dengan
seksama, dan merenungkan artinya. Hendaklah engkau juga mengkaji sirah Nabi dan
sejarah para salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Buku yang dirasa mencukupi
kebutuhan ini minimal adalah buku Humatul Islam. Hendaklah engkau juga banyak
membaca hadits Rasul Allah saw., minimal hafal empat puluh hadits; ditekankan
untuk Al-Arba'in AnNawawiyah. Dan hendaklah engkau mengkaji risalah tentang
pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
3. Hendaklah engkau bersegera melakukan general check up secara berkala atau
berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktorfaktor
penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, dan hindarilah faktor-faktor
penyebab lemahnya kesehatan.
4. Hendaklah engkau menjauhi berlebihan dalam menkonsumsi kopi, teh, dan minuman
perangsang semisalnya, janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan
darurat, dan hendaklah engkau menghindar sama sekali dari rokok.
5. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal, menyangkut:
tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini
dibangun di atas dasar kebersihan.
6. Hendaklah engkau jujur dalam berkata, jangan sekali-kali berdusta.
7. Hendaklah engkau menepati janji, janganlah mengingkarinya, betapa pun kondisi
yang engkau hadapi.
8. Hendaklah engkau pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah
terus-terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani
mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam
keadaan marah sekalipun.
9. Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan berkesan serius. Namun janganlah
keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum, dan tawa.
10. Hendaklah engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan sensitif, sangat mudah
terpengaruh (peka) oleh kebaikan dan keburukan; yakni munculnya rasa bahagia
untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah pula engkau
rendah hati tanpa menghina diri, bersikap taklid (yes man), dan terlalu berlunak hati.
Dan hendaklah engkau memuntat -dari orang lain- lebih rendah dari martabatmu
untuk mendapatkan martabarmu yang sesungguhnya.
11 . Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara, pada
setiap situasi. janganlah kemarahan melalaikanmu untuk berbuat kebaikan, janganlah
mata keridhaan engkau pejamkan dari perilaku yang buruk, janganlah permusuhan
membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik, dan hendaklah engkau berkata benar
meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat denganmu.
12. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras (work aholic) dan terlatih dalam
menangani aktivitas sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia jika dapat
mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar membesuk orang sakit, membantu
orang yang membutuhkan, menanggung orang yang lemah, meringankan beban
orang yang tertimpa musibah meskipun hanya dengan kata-kata yang baik, dan
senantiasa bersegera berbuat kebaikan.
13. Hendaklah engkau berhad kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada
manusia maupun binatang, berperilaku baik dalarn berhubungan dengan semua
orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati
yang besar, memberi tempat kepada orang lain dalam majelis, tidak memata-matai,
tidak menggunjing, tidak mengumpat, meminta izin jika masuk maupun keluar
rumah, dan lain-lain.
14. Hendaklah engkau pandai membaca dan menulis, memperbanyak menelaah terhadap
risalah Ikhwan, koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau membangun
perpustakaan khusus, seberapa pun ukurannya; konsentrasi terhadap spesifikasi
keilmuan dan keahlianmu jika engkau seorang Spesialis; menguasai persoalan Islam
secara umum penguasaan yang membuatnya dapat membangun persepsi yang baik
untuk menjadi referensi bagi pemahaman terhadap tuntutan fikrah.
15. Hendaklah engkau memiliki proyek usaha ekonomi betapapun kayanya engkau,
utamakan proyek mandiri betapapun kecilnya, dan cukupkanlah dengan apa yang
ada pada dirimu betapa pun tingginya kapasitas keilmuanmu.
16. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia
sesempit-sempit pintu rezeki. Namun jangan engkau tolak, jika diberi peluang untuk
itu. janganlah engkau melepaskannya, kecuali jika ia benar-benar bertentangan
dengan tugas-tugas dakwahmu.
17. Hendaklah engkau perhatikan penunaian tugas-tugasmu; bagaimana kualitasnya dan
kecermatannya, jangan mempu, dan hendaklah menepati kesepakatan.
18. Hendaklah engkau memenuhi hakmu dengan baik dan memenuhi hak-hak orang lain
dengan sempurna, tanpa dikurangi dan berlebihan; janganlah pula engkau menundanunda
pekerjaan.
19. Hendaklah engkau menjauhkan judi dengan segala macamnya, betapapun maksud di
baliknya; dan hendaklah engkau menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun
keuntungan besar yang ada di baliknya.
20. Hendaklah engkau menjauh dari riba dalam setiap aktivitasmu, dan sucikan ia dari
riba sama sekali.
21. Hendaklah engkau memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan
mendorong berkembangnya pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi Islam.
Hendaklah engkau juga menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan
orang non-Islam dalam keadaan bagaimanapun. jangan berpakaian dan jangan
makan kecuali dari produk negerimu yang Islam.
22. Hendaklah engkau memiliki kontribusi finansial dalam dakwah, engkau tunaikan
kewajiban zakatmu, dan jadikan sebagian dari hartamu itu untuk orang yang
meminta dan orang yang kekurangan, betapa pun kecil penghasilanmu.
23. Hendaklah engkau menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masamasa
sulit, betapa pun sedikit, dan jangan sekali-kali menyusahkan dirimu untuk
mengejar kesempurnaan.
24. Hendaklah engkau bekerja -semampu yang engkau bisa lakukan- untuk
menghidupkan tradisi Islam dan mematikan tradisi asing dalam setiap aspek
kehidupanmu. Misalnya ucapan salam, bahasa, sejarah, pakaian, perabot rumab
tangga, cara. kerja dan istirahat, cara makan dan minum, cara datang dan pergi, serta
gaya. melampiaskan rasa suka dan duka. Hendaklah engkau menjaga. sunah dalam
setiap aktivitas tersebut.
25. Hendaklah engkau memboikot peradilan-peradilan setempat atau seluruh peradilan
yang tidak islami. Demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbitan-penerbitan,
organisasi-organisasi, sekolah-sekolah, dan segenap institusi yang tidak mendukung
fikrahmu secara total.
26. Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat, dan
bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah
dengan tekad yang kuat, mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah, seperti:
shalat malam, puasa tiga hari -minimal- setiap bulan, memperbanyak dzikir (hati dan
lisan), dan berusaha mengamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesempatan.
27. Hendaklah engkau bersuci dengan baik dan usahakan untuk senantiasa dalam
keadaan berwudhu di sebagian besar waktumu.
28. Hendaklah engkau shalat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam
menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika itu mungkin
dilakukan.
29. Hendaklah engkau berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika engkau mampu
melakukannya. Kerjakanlah sekarang juga jika engkau telah mampu.
30. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati
syahid, Bersiaplah untuk itu, kapan saja kesempatannya tiba.
31. Hendaklah engkau senantiasa memperbarui taubat dan istighfarmu, dan berhatihatilah
terhadap dosa yang kecil, apalagi dosa yang besar. Sediakan -untuk dirimubeberapa
saat sebelum tidur untuk introspeksi diri terhadap apa-apa vang telah
engkau lakukan, yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu
adalah kehidupan itu sendiri. janganlah engkau pergunakan ia -sedikit pun- tanpa
guna, dan janganlah engkau ceroboh terhadap hal-hal yang syubhat agar tidak jatuh
ke dalam kubangan yang haram.
32. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kapasitasmu dengan sungguh-sungguh
agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau
menundukkan pandanganmu, menekan emosimu, dan memotong habis selera-selera
rendah dari jiwamu, bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, dan
hijabilah ia dari yang haram, dalam keadaan bagaimanapun.
33. Hendaklah engkau jauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang
memabukkan sejauh-jauhnya.
34. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan
dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
35. Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng; jangan sekali-kali mendekatinya,
dan hendaklah engkau jauhi gaya hidup mewah dan bersantal-santai.
36. Hendaklah engkau mengetahui anggota katibah-mu satu persatu dengan pengetahuan
yang lengkap, juga kenalkan dirimu kepada mereka dengan selengkapnya. Tunaikan
hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya; hak kasih sayang, penghargaan.
pertolongan, dan itsar. Hendaklah engkau senantiasa hadir di majelis mereka dan
tidak absen, kecuali karena udzur darurat, dan pegang teguhlah sikap itsar dalam
pergaulanmu dengan mereka.
37. Hendaklah engkau hindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun
sekiranya hubungan itu tidak membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika
diperintahkan untuk itu.
38. Hendaklah engkau menyebarkan dakwahmu di mana pun dan memberi informasi
kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu. janganlah engkau
berbuat sesuatu yang berdampak strategis, kecuali dengan seizinnya. Hendaklah
senantiasa engkau menempatkan dirimu sebagai 'tentara yang berada di tangsi, yang
tengah menanti instruksi komandan.
Wahai Ikhwan yang tulus ... !
Inilah bingkai global dakwahmu dan penjelasan ringkas fikrahmu. Engkau dapat
menghimpun prinsip-prinsip ini dalam lima slogan: Allah ghayatuna (Allah adalah tujuan
kami), Ar-Rasul qudwatuna (Rasul adalah teladan kami), Al-Qur'an syir'atuna (Qurban
adalah undang-undang kami), Al-Jihad sabiluna (jihad adalah jalan kami), dan Asy-
Syahadah umniyyatuna (Mati syahid adalah cita-cita kami).
Engkau pun juga bisa menghimpunnya dalam berbagai kata berikut: kesederhanaan,
tilawah, shalat, keprajuritan, dan akhlak.
Cengkeramlah secara sungguh-sungguh bimbingan ini. Jika tidak demikian maka
engkau akan jatuh dalam barisan qa'idin (yang duduk-duduk santai) yang akan
mengantarkanmu menjadi pemalas dan tukang iseng.
Saya yakin, jika engkau mengetahuinya dengan baik dan' engkau menjadikannya
cita-cita dan orientasi hidupmu, maka balasanmu adalah kehormatan hidup di dunia dan
kebajikan serta ridha di akhirat. Engkau adalah bagian dari kami dan kami bagian darimu.
Jika engkau berpaling darinya lalu duduk-duduk santai saja, maka tiada lagi hubungan
antara kita. Jika engkau seseorang yang biasa berada di depan dalam majelis kita, di
pundakmu tertempel gelar-gelar mentereng, dan kau tampak begitu menonjol di antara
kita, maka dudukmu akan dihisab oleh Allah dengan seberat-berat hisab. Maka pilihlah
kedudukan untuk dirimu yang pas, niscaya kami memohonkan kepada Allah -untuk kami
dan untukmu- hidayah dan taufik-Nya.
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jilka kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosadosamu
dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai,
dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah
keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)
pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada
pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongmu
(untuk menegakkan agama) Allah?'Lalu segolongan dari kaum Bani Israil beriman dan
segolongan (yang lain) kafir, maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang
beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang." (Ash-Shaff: 10-14)
Wassalamu'alaikurn warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PROBLEMATIKA UMMAT

Kita tidak akan menganggap berlebihan orang yang mengatakan bahwa
kita adalah ummat yang terbelakang dalam pentas peradaban dunia, yang
konsumtif dan tidak produktif, mengekor dan tidak kreatif, dan menyerahkan
urusan kita kepada orang lain, serta bahtera kita dikemudikan orang lain ke
arah kepentingan yang ia inginkan.
Para pemikir yang menganalisa sebab-sebab keterbelakangan ini terbagi
menjadi dua kelompok:
1. Kelompok yang menyatakan bahwa penjajahan sebagai biang seluruh
keterbelakangan ummat.
2. Kelompok yang memandang bahwa kebodohan di tengah ummat,
kerusakan akhlak, dan kondisi jumud dalam pemikiran serta keilmuan,
itulah penyebab kehancuran peradaban, kemudian datanglah penjajah
menambah keterbelakangan ini dan mengambil kesempatan di tengah
kelemahan ummat. Kelompok ini meyakini seandainya ummat Islam
menghadapi serangan penjajah dalam kondisi berpegang teguh dengan
dien dan akhlaknya, kreatif dalam bidang ilmu pengetahuan, maju dalam
pemikiran dan peradaban, niscaya penjajah tersebut gagal total dalam
mempengaruhi ummat, bahkan bisa jadi justru merekalah yang terpengaruh
dengan kepribadian ummat sebagaimana terjadi pada pasukan Tatar (Mongol)
dan pasukan Salib.
Sedangkan serangan penjajah Barat yang terakhir sejak awal abad ke-
X Hijriyah dan berlangsung selama empat abad, baru berhasil menguasai negerinegeri
Islam sesudah Perang Dunia I. Negeri-negeri Islam dijajah dengan
menggunakan kekerasan yang paling keji dan dipecah belah menjadi beberapa
kabilah, kelompok, atau negeri kecil. Fikrah Islamiyyah yang merupakan asas
kesatuan ummat pun diperangi, sambil ditanamkan dalam otak pemikir-pemikir
muslim khususnya, dan ummat secara umum, bahwa dunia Timur (Islam) tidak
akan bangkit dari keterbelakangan kecuali bila ummat membuang agama mereka
sebagaimana Barat melakukannya. Dan, peradaban Barat yang "ilmiyah" harus
diterima sepenuhnya, karena di dalamnya terdapat solusi bagi problematika
masyarakat dulu dan kini.
:: Kisah Barat dan Agama
Kekuasaan saat itu ada di tangan gereja, semua tunduk kepadanya,
termasuk para penguasa. Tokoh-tokoh gereja membangun istana keyakinan
mereka di atas kumpulan teori filsafat ilmiah Yunani. Ketika zaman kebangkitan
muncul, dan para ilmuwan mulai melakukan analisa dan uji coba, barulah
mereka mengetahui betapa jauhnya kerancuan teori ilmu dan falsafah gereja
tersebut.
Di sisi lain gereja tidak mungkin menarik kembali keyakinannya, atau
berkompromi, atau menerima kritik obyektif dari para ilmuwan, apalagi menguji
kembali secara ilmiah doktrin-doktrin yang diajarkannya. Bahkan gereja
berkeyakinan bahwa jika asas keyakinan mereka terbongkar kepalsuannya, pasti
seluruh bangunan keyakinan itu akan hancur, dan itu berarti kehancuran agama
Nasrani. Oleh karena itu, mereka memerangi para ilmuwan dengan seluruh
kekuatan yang mereka miliki: memenjarakan, membunuh, dan membakar para
ilmuwan. Maka jurang pemisah antara gereja dan para ilmuwan semakin besar.
Keadaan berpihak kepada para ilmuwan dan tokoh-tokoh pencerahan hingga
akhirnya kekuasaan gereja tersingkir dan runtuh.
Tetapi gelombang perlawanan tidak hanya terjadi pada gereja dan
agama Nasrani saja, melainkan menimpa seluruh agama. Jadilah agama dalam
pandangan mereka kebohongan dan kepalsuan yang bertentangan dengan akal
sehat. Keyakinan agama hanyalah ketundukan buta tanpa dalil dan argumentasi
ilmiah, sehingga tokoh-tokoh agama khawatir dengan kebangkitan ilmu
pengetahuan yang bisa membongkar kepalsuan mereka.
:: Pengaruh yang di Timbulkan
Peristiwa di atas memberikan pengaruh yang sangat besar pada visi
peradaban Barat terutama dalam menciptakan teori filsafat dan teori sosial
sebagai pengisi otak dan jiwa masyarakat yang kosong yang telah ditinggalkan
oleh agama. Di antara pengaruh yang ditimbulkan adalah:
Munculnya pendapat bahwa agama hanyalah urusan hati dan pribadi seseorang,
tidak ada hubungannya dengan masalah sosial, politik, atau ekonomi
sama sekali.
Terus berlangsungnya permusuhan antara agama dengan ilmu, seni, serta
sastra sejak lahirnya masa pencerahan ilmiah, sehingga muncullah peradaban
sekuler yang bebas dari nilai-nilai dan batas-batas.
Jika agama memiliki persepsi tertentu tentang eksistensi manusia, maka
peradaban sekuler pun mencoba membuat persepsi tentang eksistensi
manusia dan alam. Persepsi itu adalah: "Bahwa manusia ada begitu saja di
atas muka bumi, tidak bertanggung jawab kepada siapapun, tidak menerima
arahan dan petunjuk dari siapapun, hanya pengalaman dirinya dan
pengalaman generasi sebelumnya yang menjadi sumber petunjuk hidup."
Adapun keberadaan manusia dan keterikatannya dengan alam dan
kehidupan, maka peradaban hari ini memiliki persepsi dan teori filsafat
tentangnya berdasarkan pada dua hal:
1. Bahwa kehidupan adalah materi, manusia tidak boleh percaya dengan
sesuatu di luar hukum sebab-akibat atau uji coba ilmiah.
2. Bahwa hidup adalah pertarungan.
:: Heigel Memimpin Pertarungan
Dalam samudera pertarungan, Heigel, salah seorang filosof mengatakan,
"Bahwa setiap masa memiliki peradaban, dan peradaban ini kokoh lewat
pertarungan melawan nilai-nilai sebelumnya. Nilai-nilai itu jatuh di tengah jalan,
sedangkan yang tetap bertahan bergabung bersama peradaban baru. Kemudian
jika masa dan peradaban tersebut sudah tua, akan lahir kelompok dan pemikiran
baru yang kontradiktif dan melanjutkan pertarungan sehingga melahirkan
peradaban baru untuk zaman yang baru."
Filosofi inilah yang menjadi tulang punggung alfikru al ghorbiy
(pemikiran Barat). Secara singkat, ia mengandung arti bahwa tidak ada sesuatu
yang bernilai di masa lalu yang dapat dijadikan petunjuk di dalam kehidupan.
Artinya, tidak ada kesempatan —dalam pandangan teori ini— untuk menunggu
atau mencari hidayah agama-agama, karena agama telah berlalu sekian abad
lamanya.
Teori Darwin
Sedangkan Darwin memandang bahwa kehidupan adalah medan
pertarungan antara yang kuat melawan yang lemah. Bahwa yang kuat akan
menang dan bertahan karena ia berhak hidup, sedangkan yang lemah akan
mati karena dengan kelemahannya ia tidak berhak hidup. Teori ini diterapkan
oleh penjajah di seluruh negeri jajahan mereka, bahkan hingga pemikir-pemikir
dan penulis-penulis mereka menegaskan bahwa kaum kulit berwarna tidak
berhak hidup kecuali sebagai "jongos" bagi "tuan-tuan" kulit putih.
Di bawah teori inilah hancurnya nilai-nilai dan akhlak yang diajarkan
agama-agama, terutama Islam yang telah meninggikan dan membuktikan
syi'arnya yang adil sepanjang sejarah.
:: Marx dan Pertarungan
Kari Marx tidak menambah teori konflik ini kecuali hanya membatasi
konflik pada "konflik golongan (antar kelas)" dalam meraih tujuan materi.
Sejauhmana ketajaman konflik berlangsung dan seberapa banyak darah yang
mengalir, sebesar itu pula kedahsyatan dan kepentingan berlangsungnya revolusi
kemanusiaan.
Inilah garis-garis besar filsafat peradaban Barat yang dibawa oleh para
pemikir Eropa pada saat tentara mereka menguasai negeri-negeri Islam.
Dunia Islam menjadi sasaran penjajahan asing yang menginginkan
bukan hanya penjajahan militer yang pasti berakhir cepat atau lambat, tetapi
juga bentuk-bentuk penjajahan yang lain. Oleh karena itu berlangsunglah konfrensi-
konfrensi yang diikuti para petinggi militer yang berpengalaman beserta
para ahli perencanaan strategi, pendidikan dan perundang-undangan, dan
propagandis. Berjalanlah para propaganda peradaban Barat di samping pasukan
perang, dan ketika pasukan perang meninggalkan dunia Islam setelah separuh
abad atau lebih, mereka meninggalkan problematika lain bagi ummat Islam.
Para penjajah telah berhasil menggantikan nilai-nilai setempat dengan nilainilai
penjajah, dan menganggap serta mengatakan kepada kita bahwa kedatangan
mereka untuk memakmurkan negeri, bahwa mereka adalah kawan baik.
Lalu apa yang telah dilakukan oleh "kawan baik" ini?
:: Di Bidang Politik
Politik penjajah berdiri di atas:
1. Politik Pecah Belah (At-Taj^i-ah).
Usaha pertama yang dilakukan penjajah terhadap dunia Islam adalah
membaginya menjadi bagian-bagian atau negeri-negeri kecil. Langkah awal
mereka adalah membuat bangsa Arab "dengan senang hati" memberontak
terhadap Turki Utsmani dengan alasan mereka lebih berhak memegang
khilafah, dan menjanjikan mereka dengan terbentuknya Imperium Arab yang
menyatukan seluruh bangsa Arab, jika mereka mau melakukan pemberontakan.
Di antara hasil dari perang dunia pertama ini ialah Turki Utsmani terkepung
dan terisolasi, sedangkan negeri-negeri Arab terbagi menjadi lebih dari dua
puluh negara kecil. Perpecahan itu berlangsung hingga kini tidak hanya dalam
batas teritorial, tapi juga perpecahan dalam mencapai kepentingan. Penjajah
telah meninggalkan luka perpecahan yang tetap berlangsung dan mudah
menganga kembali ketika terlihat mulai sembuh. Yang aneh justru Inggris
menyatukan India ketika menjajahnya, dan sebaliknya memecah belah negeri
Islam yang tadinya bersatu.
2. Sekularisme {Al-I^aadiimyyah)
Pena-pena eksternal dan internal ummat Islam mulai menjajakah
peradaban sekuler: ada Kook Alab di Turki, Thoha Husein dan Qosim Amin
serta 'Ali Abdur Raziq di Mesir, Ahmad Khan di India, dan lain-lain, yang
awalnya masih malu-malu menulis bahwa agama hanyalah hubungan seseorang
dengan Tuhan-nya, tidak ada hubungan selain itu, jika ummat ingin meninggalkan
kebodohan dan keterbelakangannya maka ia harus melewati fase agama
(fase penuh khurafat) menuju fase ilmu dan materi atau uji coba ilmiyah. Jika
seseorang ingin melaksanakan sholat dan berdo'a, maka itu adalah urusan
pribadinya, di luar itu tidak ada peran agama baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, ilmu pengetahuan, sastra, seni, dan akhlak.
3. Nasionalisme {Al-Qowmiyyah IAi-Unshuriyyab)
Nasionalisme yang mereka sebarkan di negeri kita ialah nasionalisme
sekuler. Telah terjadi kesepakatan antara Asy-Syarif Husein dengan Inggris
dalam surat-suratnya bahwa negara Arab yang dicita-citakan adalah negara
nasionalis, bukan agamis. Dan, nasionalisme yang lepas dari nilai-nilai Islam
akan mencari syi'ar-syi'ar dan simbol-simbol lain untuk menyatukan rakyatnya,
maka di Mesir ada Fir'aunisme, di Syiria ada Al-Aasyuriyyah. Kemudian jadilah
setiap daerah memiliki simbol-simbol khusus seperti Libanon, Yordania, Syiria,
yang masing-masing merasa memiliki peradaban sendiri.
4. Demokrasi Palsu (Ad-Diimoqroothiyyah Al-mu^ayyafah)
Yaitu hukum rakyat untuk rakyat sebagai uslub/cara pemerintahan.
Barat telah berhasil sampai batas tertentu merealisasikan sistem ini, dan manusia
telah mencapai kebebasan yang cukup banyak di bawah naungannya. Sedangkan
Dunia Ketiga atas nama demokratisasi mengalami banyak penindasan, dan di
bawah nama demokrasi berdirilah lembaga-lembaga yang justru merendahkan
kemerdekaan manusia.
:: Di Bidang Perundang-undangan
Bidang perundang-undangan adalah bidang yang paling dicermati oleh
penjajah. Mereka tidak akan meninggalkan daerah jajahan kecuali jika telah
yakin bahwa penduduknya siap memberlakukan undang-undang sekuler (Barat),
sebagai ganti syari'at Islam.
Dalam peringatan lima puluh tahun Perjanjian Lousanne, televisi Turki
mewawancarai Ismat Anino (utusan Turki pada perjanjian tersebut). Ketika
televisi menanyakan tentang perjanjian yang telah berlalu 50 tahun itu, ia
mengatakan: "Barat telah menyetujui tuntutan kemerdekaan kita (Turki) dan
menarik pasukannya dengan syarat-syarat. Syarat yang paling penting adalah
penghapusan khilafah, menyingkirkan seluruh keluarga Utsman dari Turki,
dan mengganti syari'at Islam dengan undang-undang Eropa. Mereka juga mengharuskan
pengiriman utusan khusus mereka untuk mengawasi pelaksanaan
syarat yang terakhir".
Seluruh negeri-negeri muslim yang telah meraih kemerdekaan secara
politis telah menyingkirkan syari'at Islam dan menggantikannya dengan
undang-undang Barat, dan penerapan syari'at hanya terbatas pada urusanurusan
pribadi, bahkan akhirnya itupun tidak diberlakukan lagi.
"Undang-undang memiliki hubungan erat dengan akhlak masyarakat.
Apabila manusia menetapkan suatu undang-undang, pasti di balik itu ada filosofi
perilaku kemasyarakatan, dan masyarakat pasti akan diarahkan untuk hidup
sesuai filosofi tersebut. Demikian juga jika manusia menghapus sebuah undangundang,
berarti ia menghapus konsep akhlak dan filosofi kemasyarakatannya
yang menjadi landasan undang-undang tersebut. Maka tatkala penjajah menghapus
syari'at Islam dan menggantinya dengan undang-undang mereka, hal
itu tidak berarti sebuah undang-undang telah digantikan oleh undang-undang
lain saja, tetapi juga berarti bahwa di negeri itu sistem akhlak dan kemasyarakatan
telah dihapus dengan sistem yang lain." 2
:: Di Bidang Tsaqofah
Sejak meletakkan kakinya di negeri muslim, penjajah telah berupaya
mengganti struktur bangunan kebudayaan masyarakat Islam. Mereka menghapus
sekolah-sekolah tradisionalnya, mengurangi harga universitas-universitas
Islam di mata masyarakat, dan mengecilkan kualitas alumnusnya. Sedangkan
mahasiswa-mahasiswa yang cerdas dikirim ke universitas-universitas Barat, kemudian
lulus dengan membawa tsaqofah dan pemikiran Barat dalam kehidupan.
Saat ini, meskipun telah berlalu hampir satu abad, lembaga-lembaga pendidikan
di negeri kita, juga para pelajar dan mahasiswa yang merupakan cadangan
masa depan bangsa, masih tetap melahap budaya Barat, dan pemikirannya di
bidang hukum, ekonomi, sosial, sejarah, dan pandangan manusia terhadap
alam dan kehidupan. Dan, tokoh-tokoh pemikir Barat sering menyatakan bahwa
mereka lebih mengandalkan lembaga pendidikan (untuk kepentingan mereka)
daripada pasukan perang.
Dalam ceramahnya pada peringatan Hari Kemerdekaan Turki,
Pemimpin Partai Refah, Prof. Dr. Najmuddin Arbakan mengatakan: "Sungguh
bangsa kita telah mengalahkan pasukan Yunani dan mengusirnya dari negeri
2 Waaqi' al-muslimiin wa sabiil an-nuhuudhi bihim (Realitas Ummat Islam dan Jalan Menuju
Kebangkitannya), Al-Maududi: hal. 177.
kita, dan kita selalu memperingati Hari Kemerdekaan ini sedap tahun. Tetapi,
kita harus tahu bahwa Yunani yang telah kita usir pasukannya, pemikirannya
masih dipelajari oleh para mahasiswa kita di kampus-kampus, dengan
menganggapnya sebagai ideologi yang paling tinggi dan agung. Ummat harus
tahu bahwa kemerdekaan hakiki adalah keluarnya tentara Yunani, ideologi,
dan budaya mereka sekaligus dari negeri kita."
:: Di Bidang Ekonomi
Kita dapat melihat dan menganalisa kondisi ekonomi negeri-negeri
muslim di era penjajahan dengan cara yang sama, bagaimana mereka mampu
mengubah sistem perekonomian masyarakat hingga sesuai dengan kepentingan
mereka. Tangan-tangan penjajah menjadi kuat di negeri-negeri kita dengan
atau tanpa kehendak kita. Masalah hutang negara-negara ketiga dan ketidakmampuan
membayarnya atau bahkan membayar bunganya, adalah bentuk penjajahan
baru yang mereka ciptakan untuk menjadikan negara-negara tersebut
tergantung kepada mereka. Kekayaan yang dimiliki Dunia ketiga hanyalah
angka-angka yang dititipkan kepada mereka tanpa mampu dimanfaatkan
sedikitpun, "Sang Tuan lebih berhak menggunakannya."
Demikian pula dengan kekayaan alam strategis milik Dunia Ketiga
seperti minyak, atau lainnya, menjadi hak mereka untuk memanfaatkannya
dan menumpuk kekayaannya. Tidak ada peran pemilik sahnya kecuali menjaganya,
dan bagian kecil keuntungannya. Tanah di bumi ini telah menjadi
kotak catur oleh Tatanan Dunia Baru yang dimainkan oleh Amerika.
:: Di Bidang Sosial
Demikian pula kondisi sosial terutama masalah wanita. Mereka
berupaya agar masalah yang ada keluar dari proporsi yang sebenarnya, dan
menafsirkannya dengan tafsiran yang bukan sebenarnya. Sangat disayangkan
bahwa ummat Islam mengekor di belakang orang-orang Barat dalam kehidupan
sosial mereka selangkah demi selangkah.
:: Siapa yang Akan Mengembalikan Bangunan yang Hilang?
Tidak hanya sampai di situ, ummat Islam sampai pada tingkat "mengingkari"
akhlak dan kepribadian islami serta mencoba meminjam kepribadian
yang lain. Tidak diragukan lagi hal ini merupakan kekalahan dari dalam, di
samping kekalahan lain di seluruh sektor kehidupan. Asy-Syakhshiyyah Al-
Islamiyyah telah hilang, dibutuhkan orang-orang yang mampu mengembalikan
bangunannya ke setiap individu muslim.
r
:::PROBLEMATIKA UMMAT:::
■ Pertarungan antara gereja dan para tokoh pencerahan
(ilmuwan) menyebabkan munculnya sekularisme di Barat.
• Hal itu membawa pengaruh besar dalam mengarahkan peradaban
Barat, hingga menjadikan agama sebatas hubungan
individu dengan Tuhannya, menimbulkan peradaban materialisme
yang yang mengingkari Tuhan, dan menghancurkan
nilai-nilai akhlak.
• Para penganjur peradaban Barat membawa filsafat peradabannya
kepada ummat Islam saat mereka menjajah ummat,
dengan menyertakan para pakar strategi, pendidikan,
undang-undang, dan propaganda, dalam rangka menghancurkan
semangat ummat.
::: Pengaruh Penjajahan Terhadap Negeri-negeri Islam :::
1. Politik: Pecah-belah, Sekularisme, Fanatisme, Demokrasi
Palsu.
2. Undang-Undang: Mengganti Syari'at Islam dengan Undangundang
Barat.
3. Budaya: Memerangi Sekolah dan Perguruan Tinggi Islam,
Mengganti Metode Islam dengan Metode Barat, Menyiapkan
Para Pelajar Berprestasi di Perguruan Tinggi Barat sebagai
Propagandis Peradaban Barat.
4. Ekonomi: Menguasai dan Menghisap Kekayaan Ummat,
Menenggelamkan Dunia Ketiga dengan Hutang, Menghalangi
Ummat dari Teknologi, Tatanan Dunia Baru dan Penguasaan
Perusahaan Raksasa Atas Kekayaan Bangsa-bangsa.
5. Sosial: Memunculkan Pertentangan Antara Laki-laki dan
Perempuan, Memunculkan Pertarungan Antar Kelas di
Masyarakat.
UMMAT MENANTIKAN SIAPA YANG AKAN
MENGEMBALIKAN BANGUNANNYA KEMBALI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Subscribe to Feed