Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Praktis,Higienis,Tepat sasaran

Praktis,Higienis,Tepat sasaran
Klik gambar

Mencegah Penyebaran Virus Merah Jambu


Di kampus kami ada suatu trend baru diantara aktifis dakwah, yakni hubungan ikhwan dan akhwat yang melewati batas, masalah ini meresahkan sesama aktifis dakwah lain, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini ?
Sejatinya saya tidak begitu suka dengan istilah virus merah jambu,akan tetapi daripada saya membuat istilah lain dan belum tentu diterima, saya mencoba menerima bahwa virus itu memang bernama merah jambu. Terlepas dari namanya yang tidak enak didengar, saya melihat gejala ini mulai timbul pada era dimana kader dakwah semakin bertambah, sehingga kualitas pemahaman tidak merata. Sebetulnya ini bukan hal yang sangat salah, bisa jadi kita melihat dari sudut positif, bahwa ternyata dakwah kampus diterima oleh objek dakwah, bahkan objek dakwah yang belum begitu paham akan ajaran Islam secara menyeluruh. Ya, saya ingin mencoba mengingatkan Anda bahwa VMJ bukanlah hal yang buruk sekali. Kita perlu sedikit mengganti frame kita, jika ada kader yang terkena virus ini, maka ia adalah objek dakwah bagi kita. jadi pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan objek dakwah. Berkembangnya dakwah belakangan ini membuat berbagai metoda pendekatan dakwah dilakukan, apakah itu dengan cerpen, novel atau nasyid. Dan perlu kita ingat bahwa cerpen, novel atau nasyid yang berkembang banyak seputar kisah percintaan suci antara dua kekasih. Ini bisa menjadi salah satu penyebab berkembangnya pemikiran kader. Seharusnya media seperti itu diperuntukkan bagi objek dakwah yang masih awam, akan tetapi entah mengapa kader inti pun juga menyenangi media dakwah seperti itu. Pada dasarnya  Virus ini mulai merebak biasanya disebabkan oleh 2 hal,

Pertama, longgarnya regulasi atau tata nilai tidak tertulis terkait hubungan ikhwan dan akhwat
. Pengamatan saya menilai virus ini cepat merebak di perkotaan, untuk di daerah biasanya lebih sedikit, karena tata nilai hubungan ikhwan dan akhwat lebih rigit. Pencegahan yang bisa kita lakukan untuk virus ini adalah membentengi kader dengan dua kerentanan sebab diatas, yakni dengan tata nilai hubungan ikhwan akhwat serta ukhwah yang kuat. Terkait hubungan ikhwan akhwat, bisa dimulai dengan pembatasan waktu berkomunikasi, seperti tidak ada hubungan komunikasi ( kecuali darurat ) antara ikhwan dan akhwat diantara pukul 21.00 s.d subuh, atau terkait hijab saat bertemu dan rapat, atau pencegahan sms yang tidak penting ( bahkan sms berisikan tausiyah juga bisa menjadi masalah ). Memang diperlukan ketegasan di sisi pemimpin dakwah agar tata nilai ini bisa berjalan, akan tetapi untuk lembaga dakwah yang sangat terbuka dan heterogen memang perlu kebijakan khusus karena salah kebijakan dapat membuat kader antipati dengan dakwah itu sendiri.

Kedua, lemahnya ukhwah diantara kader. 
Mengapa saya mengatakan lemah ukhwah, karena virus ini biasanya bermula dari kurangnya perhatian dari sesama gender, maka ia mencari pelarian ke gender yang berbeda. Memang sudah fitrahnya saya rasa, kita lebih nyaman dengan bercerita dengan lawa jenis. Saya kurang tau mengapa, tapi memang begitu adanya. Selanjutnya sisi ukhwah diantara kader dakwah, coba bangun nuansa kekeluargaan, merajut budaya keterbukaan untuk berbagai kesusahan maupun kesedihan, berbagi senyum dan tangis di antara kader sesama gender. Ketika seseorang sudah nyaman untuk bercerita dengan sesama kader yang satu gender, ia tidak akan berpikir untuk bercerita kepada lawan jenis. Buadaya apresiasi perlu dibangun diantara kader dakwah, mulai dari hal yang sepele seperti mengungkapkan perasaan terima kasih, atau pujian atas keberhasilan, selalu berpikir positif sesama kader, dan budaya saling mendukung satu sama lain.
Jika ternyata sudah terjadi kasus ini maka diperlukan penanganan yang tepat dan sabar. Penangananvirus ini harus dengan kesabaran, dan mengutamakan emosi ketimbang logika. Karena seorang yang telah dilanda asmara biasanya sulit menggunakan logika dalam berpikir, emosi lebih berperan dalam hal ini. Maka pendekatan emosi perlu dilakukan agar solusi yang diberikan tidak melukai kedua belah pihak.

Mengenali siapa yang terjerat virus ini
Mengenal dengan baik, siapa yang terjangkit virus ini, apakah ia seorang yang memiliki ego tinggi, apakah ia seorang yang baru saja puber, ataukah ia seorang yang pendiam. Selain itu klasifikasikan ia pada sisi amanaha struktural. Apakah ia seorang staf, atau ketua departemen, atau lainnya. Hal ini untuk juga menyesuaikan solusi yang diberikan. Selain itu kenali juga sejauh mana virus ini berdampak pada dirinya, sejauh mana menganggu aktifitas akademik dan dakwahnya. Dengan mengetahui bagaimana kadar virus ini baru bisa kita menentukan langkah selanjutnya.
Pendekatan solusi
Metode pendekatan solusi yang dilakukan pada dasarnya ada 5 hal, yakni dengan ;
1.       Diskusi rutin ( tidak terjadwal, tapi memiliki alur, untuk menyadarkan tanpa menghakimi )
2.       Pembebanan amanah lebih agar ia lebih fokus pada kegiatan ketimbang urusan hatinya dengan lawan jenis
3.       Menegaskan regulasi atau tata nilai
4.       Mengingatkan melalui mentor yang bersangkutan
5.       Membiarkan saja, akan tetapi tetap pastikan ia dalam lingkungan dakwah, selama ia masih dalam lingkungan dakwah ia akan lebih terjaga, dan mendoakan agar suatu hari sadar
Kesemua pendekatan solusi ini sebisa mungkin dilalukan oleh satu orang saja tidak perlu beramai-ramai, jika perlu virus ini tidak disebarluaskan untuk kepentingan menjaga perasaan saudara kita.

Menjalankan dengan sabar
Menyelesaikan virus ini butuh kesabaran yang besar, waktu yang diperlukan bisa lama bisa sebentar, tergantung sejauh mana kadar virus dan usaha kita untuk setia “menemani” saudara kita. Dalam proses penyembuhan virus ini, Anda juga tidak boleh menjustifikasi kader ketika diskusi, biarkan ia menyampaikan pendapatnya dan keluhannya, tunjukkan tekad kita bahwa kita bisa menjadi tempat berbagi, yakinlah pula bahwa jodoh selalu ada bagi kita. Meyakinkan dengan pendekatan emosional. Buat ia terbuka, buat ia bercerita, buat ia bisa nyaman dengan kader sesama gender.
Memang pada dasarnya tidak ada prosedur atau rumus baku untuk menyelesaikan virus ini, akan tetapi tips yang telah diberikan bisa dijadikan sebuah pegangan untuk menentukan langkah teknis untuk menyelasika virus ini. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencegah Penyebaran Virus Merah Jambu


Di kampus kami ada suatu trend baru diantara aktifis dakwah, yakni hubungan ikhwan dan akhwat yang melewati batas, masalah ini meresahkan sesama aktifis dakwah lain, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini ?
Sejatinya saya tidak begitu suka dengan istilah virus merah jambu,akan tetapi daripada saya membuat istilah lain dan belum tentu diterima, saya mencoba menerima bahwa virus itu memang bernama merah jambu. Terlepas dari namanya yang tidak enak didengar, saya melihat gejala ini mulai timbul pada era dimana kader dakwah semakin bertambah, sehingga kualitas pemahaman tidak merata. Sebetulnya ini bukan hal yang sangat salah, bisa jadi kita melihat dari sudut positif, bahwa ternyata dakwah kampus diterima oleh objek dakwah, bahkan objek dakwah yang belum begitu paham akan ajaran Islam secara menyeluruh. Ya, saya ingin mencoba mengingatkan Anda bahwa VMJ bukanlah hal yang buruk sekali. Kita perlu sedikit mengganti frame kita, jika ada kader yang terkena virus ini, maka ia adalah objek dakwah bagi kita. jadi pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan objek dakwah. Berkembangnya dakwah belakangan ini membuat berbagai metoda pendekatan dakwah dilakukan, apakah itu dengan cerpen, novel atau nasyid. Dan perlu kita ingat bahwa cerpen, novel atau nasyid yang berkembang banyak seputar kisah percintaan suci antara dua kekasih. Ini bisa menjadi salah satu penyebab berkembangnya pemikiran kader. Seharusnya media seperti itu diperuntukkan bagi objek dakwah yang masih awam, akan tetapi entah mengapa kader inti pun juga menyenangi media dakwah seperti itu. Pada dasarnya  Virus ini mulai merebak biasanya disebabkan oleh 2 hal,

Pertama, longgarnya regulasi atau tata nilai tidak tertulis terkait hubungan ikhwan dan akhwat
. Pengamatan saya menilai virus ini cepat merebak di perkotaan, untuk di daerah biasanya lebih sedikit, karena tata nilai hubungan ikhwan dan akhwat lebih rigit. Pencegahan yang bisa kita lakukan untuk virus ini adalah membentengi kader dengan dua kerentanan sebab diatas, yakni dengan tata nilai hubungan ikhwan akhwat serta ukhwah yang kuat. Terkait hubungan ikhwan akhwat, bisa dimulai dengan pembatasan waktu berkomunikasi, seperti tidak ada hubungan komunikasi ( kecuali darurat ) antara ikhwan dan akhwat diantara pukul 21.00 s.d subuh, atau terkait hijab saat bertemu dan rapat, atau pencegahan sms yang tidak penting ( bahkan sms berisikan tausiyah juga bisa menjadi masalah ). Memang diperlukan ketegasan di sisi pemimpin dakwah agar tata nilai ini bisa berjalan, akan tetapi untuk lembaga dakwah yang sangat terbuka dan heterogen memang perlu kebijakan khusus karena salah kebijakan dapat membuat kader antipati dengan dakwah itu sendiri.

Kedua, lemahnya ukhwah diantara kader. 
Mengapa saya mengatakan lemah ukhwah, karena virus ini biasanya bermula dari kurangnya perhatian dari sesama gender, maka ia mencari pelarian ke gender yang berbeda. Memang sudah fitrahnya saya rasa, kita lebih nyaman dengan bercerita dengan lawa jenis. Saya kurang tau mengapa, tapi memang begitu adanya. Selanjutnya sisi ukhwah diantara kader dakwah, coba bangun nuansa kekeluargaan, merajut budaya keterbukaan untuk berbagai kesusahan maupun kesedihan, berbagi senyum dan tangis di antara kader sesama gender. Ketika seseorang sudah nyaman untuk bercerita dengan sesama kader yang satu gender, ia tidak akan berpikir untuk bercerita kepada lawan jenis. Buadaya apresiasi perlu dibangun diantara kader dakwah, mulai dari hal yang sepele seperti mengungkapkan perasaan terima kasih, atau pujian atas keberhasilan, selalu berpikir positif sesama kader, dan budaya saling mendukung satu sama lain.
Jika ternyata sudah terjadi kasus ini maka diperlukan penanganan yang tepat dan sabar. Penangananvirus ini harus dengan kesabaran, dan mengutamakan emosi ketimbang logika. Karena seorang yang telah dilanda asmara biasanya sulit menggunakan logika dalam berpikir, emosi lebih berperan dalam hal ini. Maka pendekatan emosi perlu dilakukan agar solusi yang diberikan tidak melukai kedua belah pihak.

Mengenali siapa yang terjerat virus ini
Mengenal dengan baik, siapa yang terjangkit virus ini, apakah ia seorang yang memiliki ego tinggi, apakah ia seorang yang baru saja puber, ataukah ia seorang yang pendiam. Selain itu klasifikasikan ia pada sisi amanaha struktural. Apakah ia seorang staf, atau ketua departemen, atau lainnya. Hal ini untuk juga menyesuaikan solusi yang diberikan. Selain itu kenali juga sejauh mana virus ini berdampak pada dirinya, sejauh mana menganggu aktifitas akademik dan dakwahnya. Dengan mengetahui bagaimana kadar virus ini baru bisa kita menentukan langkah selanjutnya.
Pendekatan solusi
Metode pendekatan solusi yang dilakukan pada dasarnya ada 5 hal, yakni dengan ;
1.       Diskusi rutin ( tidak terjadwal, tapi memiliki alur, untuk menyadarkan tanpa menghakimi )
2.       Pembebanan amanah lebih agar ia lebih fokus pada kegiatan ketimbang urusan hatinya dengan lawan jenis
3.       Menegaskan regulasi atau tata nilai
4.       Mengingatkan melalui mentor yang bersangkutan
5.       Membiarkan saja, akan tetapi tetap pastikan ia dalam lingkungan dakwah, selama ia masih dalam lingkungan dakwah ia akan lebih terjaga, dan mendoakan agar suatu hari sadar
Kesemua pendekatan solusi ini sebisa mungkin dilalukan oleh satu orang saja tidak perlu beramai-ramai, jika perlu virus ini tidak disebarluaskan untuk kepentingan menjaga perasaan saudara kita.

Menjalankan dengan sabar
Menyelesaikan virus ini butuh kesabaran yang besar, waktu yang diperlukan bisa lama bisa sebentar, tergantung sejauh mana kadar virus dan usaha kita untuk setia “menemani” saudara kita. Dalam proses penyembuhan virus ini, Anda juga tidak boleh menjustifikasi kader ketika diskusi, biarkan ia menyampaikan pendapatnya dan keluhannya, tunjukkan tekad kita bahwa kita bisa menjadi tempat berbagi, yakinlah pula bahwa jodoh selalu ada bagi kita. Meyakinkan dengan pendekatan emosional. Buat ia terbuka, buat ia bercerita, buat ia bisa nyaman dengan kader sesama gender.
Memang pada dasarnya tidak ada prosedur atau rumus baku untuk menyelesaikan virus ini, akan tetapi tips yang telah diberikan bisa dijadikan sebuah pegangan untuk menentukan langkah teknis untuk menyelasika virus ini. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JURU DAKWAH YANG TIDAK GENTAR

Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang badwi di sekitar Madinah untuk mencemuh dan mengungkit-ngungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikit pun Rasulullah memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para jurudakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah s.a.w meluluskan. Enam orang sahabat yang alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab itu. 

Di kampung Ar-Raji, dalam wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang itu tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah s.a.w, sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan pantas menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan, setelah insaf bahawa mereka tengah dijebak. 
Para pedagang yang licik tadi berteriak, "Sabar saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiayai kalian. Kami cuma mahu menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian. Keenam sahabat Rasulullah s.a.w itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Kerana mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas. 

Terjadilah pertempuran seru antara enam pendakwah berhati tulus dengan orang-orang yang beringas yang jumlanya jauh lebih besar. Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur. Seorang lagi dibaling batu beramai-ramai hingga tewas. Bakinya tinggal dua orang; Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi. 
Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan merek, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh ? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu. Lalu mereka diangkut menuju pasar budak di Makkah. Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam kepada budak-budaknya. Bilal pernah disalib di atas pasir dan dijemur di tengah teik matahari dengan badan ditindihi batu. Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan. Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah s.a.w. dan diangkat sebagai Muazin, tukang azan. 

Dalam perang Badar, Umayyah bin Khalaf berhadap-hadapan dengan bekas budaknya itu. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran yang sengit satu lawan satu. Adapun Khubaib bin Adi diambil oleh Uqbah bin Al-Harits dengan tujuan yang sama seperti maksud Shafwan membeli Zaid bin Abdutsunah. Iaitu untuk membalas dendam kebencian mereka kepada umat Islam. 
Maka oleh orang-orang Quraisy, Zaid diseret menuju Tan'im, salah satu tempat untuk miqat umrah. DI sanalah Zaid akan dijalani hukuman pancung, buatkan sesuatu yang ia tidak pernah melakukannya, iaitu terbunuhnya Umayyah bin Khalaf, ayahanda Shafwan. Menjelang algojo menetak parangnya, pemimpin kaum Musyrikin Abu Sufyan bertanya garang, "Zaid bedebah, apakah engkau senang seandainya di tempatmu ini Muhammad, sedangkan engkau hidup tenteram bersama keluargamu di rumah ?" 

"Janganlah begitu," bantah Zaid dengan keras. "Dalam keadaan begini pun aku tidak rela Rasulullah tertusuk duri kecil di rumahnya." 
Abu Sufyan menjadi marah. "Bereskan," teriaknya kepada algojo. Dalam sekelip mata, sebilah parang berkilat di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah gugur setelah kepalanya dipotong, menambah jumlah penghuni syurga dengan seorang syuhada' lagi. Di hati Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy lainnya timbul kehairanan akan kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Sampai tergamam di bibir Abu Sufyan ucapan kagum, "Aku tidak perna menemukan seorang yang begitu dicintai para sahabat seperti Muhammad." 

Sesudah selesai pemancungan Zaid, datang pula rombongan lain yang menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Tanah Arab, kepada pesalah yang dijatuhi qisas mati diberikan hak untuk menyampaikan permintaan terakhir. Demikian juga Khubaib. Juru dakwah yang bestari ini meminta izin untuk solat sunnah dua rakaat. Permohonan tersebut dikabulkan. Dengan khusyuk dan tenang, seolah-olah dalam suasana aman tenteram tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai selesai. Setelah salam dan mengangkat dua tangan, ia berkata, "Demi Allah. Andaikata bukan kerana takut disangka aku gentar menghadapi maut, maka solatku akan kulakukan lebih panjang." 

Khubaib disalib dahulu lalu dihabisi sepertimana dilaksanakan ke atas Zaid bin Abdutsunah. Jasadnya telah lebur sebagaimana jenazah lima sahabatnya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan untuk menyebarkan ajaran kebenaran takkan pernah padam dari permukaan bumi. Semangat itu terus bergema sehingga makin banyak jumlah pendakwah yang dengan kekuatan sendiri, atas biaya peribadi, menyelusup keluar-masuk pedalaman berbatu-batu karang atau berhutan-hutan belantara buat menyampaikan firman Tuhan menuju keselamatan 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HIKMAH BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.


Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan, "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.
"Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman kehairanan.
"Aku adalah manusia", jawab pemuda itu perlahan.
"Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.


Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit.
"Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya." Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.


Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu.
"Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut.
"Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah."
"Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?"
"Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."


"Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin hairan.
"Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam." Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gurau dan Canda Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.
Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata, 
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW. 
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu".
Para sahabat yang berada di situ berkata, 
"bukankah unta itu juga anak unta?"


Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu". 
"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "kenapa kamu ini?". 
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.
Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW, 
"Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua". 
Perempuan itu lalu menangis. 
Rasulullah menjelaskan, "tidakkah kamu membaca firman Allah ini,


Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".


Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GUNUNG MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA

Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad S.A.W. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama adalah, bahawa Rasulullah S.A.W akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahawa sesungguhnya Rasulullah berkata; Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya, kerana sesungguhnya baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar." 


Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon suda tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar baginda S.A.W selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu. 
Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun tidak ditemui. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!" 


Uqa'il lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan baginda itu. Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahawa aku sejak Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku." 


Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan rasulullah, maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu." Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus.Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. 
Melihat orang Arab kampung itu, Nabi Muhammad S.A.W berkata, "Hendakl mengapakah kamu terhadap unta itu ?" 


Jawab orang kampungan itu, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mahu taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)." Rasulullah S.A.W bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia ?" 
Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk.. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isay' itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka." 


Akhirnya Nabi Muhammad S.A.W mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan baginda Nabi Muhammad S.A.W menyerahan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH NAFSU YANG BANDEL

Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahawa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : "Wahai akal mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.
Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah."


Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : "Wahai nafsu, mengadaplah kamu!". Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."


Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."
Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahawa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.
Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahawa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.


Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan.


Bai itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.
Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.


"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodohrupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.


"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."


Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."
Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.


Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.
Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibubapa kita diampuni Allah S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.


Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 MUWASHOFAT MARHALAH MUAYID

A. SALIMUL AQIDAH
1-Tidak mengkafirkan seorang muslim;
2-Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq;
3-Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majlis mereka;
4-Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
5-Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-Nya dan Af’al-Nya;
6-Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7-Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma’ dan Sifat dan mengikuti madzhab salaf;
8-Mengetahui batasan-batasan wala’ dan bara’;
9-Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
10-Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuh;
11-Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
12-Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam;
13-Berusaha meraih rasa manisnya iman;
14-Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
15-Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya;
16-Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka.

B. SHAHIHUL IBADAH
1-Khusyu’ dalam shalat;
2-Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
3-Bersedekah;
4-Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
5-Menjaga organ tubuh (dari dosa);
6-Haji jika mampu;
7-Khusyu’ saat membaca Al Qur’an;
8-Sekali Khatam Al Qur’an setiap dua bulan;
9-Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan bacaan ringan;
10-Banyak berdo’a dengan memperhatikan syarat dan adabnya;
11-Banyak bertaubat;
12-Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;
13-Memerintahkan yang Ma’ruf;
14-Mencegah yang Munkar;
15-Ziarah kubur untuk mengambil ‘Ibrah;
16-Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
17-Senantiasa bertafakkur;
18-Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya

C. MATINUL KHULUQ
1-Tidak ‘inad (membangkang);
2-Tidak banyak mengobrol;
3-Sedikit bercanda;
4-Tidak berbisik tentang sesuatu yang bathil;
5-Tidak hiqd (menyimpan kemarahan);
6-Tidak hasad;
7-Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan;
8-Menjalin hubungan baik dengan tetangga;
9-Tawadhu’ tanpa merendahkan diri;
10-Berani;
11-Halus;
12-Menjenguk orang sakit;
13-Komitmen dengan adab meminta idzin;
14-Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik;
15-Merendahkan suara;
16-Menyambung persaudaraan (Shilatur-Rahim);
17-Komitmen dengan adab mendengar;
18-Komitmen dengan adab berbicara;
19-Memuliakan tamu;
20-Mengumbar senyum di depan orang lain;
21-Menjawab salam

D. QADIRUN ‘ALAL KASB
1-Bekerja dan berpenghasilan;
2-Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
3-Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis;
4-Berusaha memiliki spesialisasi;
5-Ekonomis dalam nafkah ;
6-Mengutamakan produk umat Islam;
7-Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
8-Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai


E. MUTSAQAFUL FIKR
1-Hafal juz 28 dan 29 dengan baik;
2-Membaca tafsir Al Qur’an juz 28 dan 29;
3-Mengaitkan antara Al Qur’an dengan realita;
4-Mengahafalkan seluruh hadits dari Arba’in An Nawaiah;
5-Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin;
6-Mengkaji marhalah Madaniah dan menguasai karakteristiknya;
7-Mengenal sirah 20 syuhada dari kalangan sahabat ;
8-Mengetahui hukum Zakat;
9-Mengetahui fiqih Haji;
10-Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya;
11-Mengetahui sisi-sisi Syumuliyatul Islam;
12-Mengetahui problematika kaum muslimin nasional dan internasional;
13-Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin;
14-Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum muslimin;
15-Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
16-Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita;
17-Mengetahui dan mengulas tiga risalah ;
18-Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
19-Memahami amal jama’I dan taat;
20-Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada kita;
21-Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil;
22-Mengetahui informasi baru dari problematika kontemporer;
23-Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
24-Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran dan terbitan-terbitan kita;
25-Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah

F. QAWWIYUL JISM
A-Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman, seperti
1-Membersihkan peralatan makan dan minum;
2-Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi minuman alami;
3-Mengatur waktu-waktu makan;
4-Mampu menyediakan makanan;
5-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;
6-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
7-Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
8-Selektif dalam memilih produk makanan

B-Mengikuti petunjuk kesehatan tentang tidur dan bangun tidur, seperti:
1-Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar;
2-Berlatih 10 - 15 menit setiap hari;
3-Berjalan 2 - 3 jam setiap pekan;
4-Mengobati diri sendiri;
5-Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk

G. MUJAHIDU LINAFSIHI
1-Memerangi dorongan-dorongan nafsu;
2-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah;
3-Selalu menyertakan niat jihad;
4-Menjadikan dirinya bersama orang-orang baik;
5-Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan;
6-Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal Islami;
7-Sabar atas bencana;
8-Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
9-Menerima dan memikul beban-beban da’wah.

H. MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
1-Shalat sebagai penata waktunya;
2-Teratur di dalam rumah dan kerjanya;
3-Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya;
4-Disiplin dalam bekerja;
5-Memberitahukan gurunya problematika yang muncul

I. HARITSUN ‘ALA WAQTIHI
1-Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan hajatnya;2-Memelihara janji umum dan khusus;
3-Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat.

J. NAFI’UN LIGHAIRIHI
1-Komitmen dengan adab Islam di dalam rumah;
2-Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri);
3-Membantu istrinya;
4-Melaksanakan hak-ahak anak;
5-Memberi hadiah kepada tetangga;
6-Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
7-Memberikan sesuatu dari yang dimiliki;
8-Mendekati orang lain;
9-Mendorong orang lain berbuat baik;
10-Membantu yang membutuhkan;
11-Membantu yang kesulitan;
12-Membantu yang terkena musibah;
13-Menolong yang terzhalimi;
14-Berusaha memenuhi hajat orang lain
15-Bersemangat menda’wahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya;
16-Memberi makan orang lain;
17-Mendo’akan yang bersin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Subscribe to Feed